" Menjadi presenter cilik pada segmen berita, itu sesuatu. Mengapa? Karena seorang presenter berita harus punya kemampuan literasi di atas rata-rata. Ia harus punya banyak referensi. Harus kuat baca. Kuat menulis dan membuatkan catatan-catatan. Dan ini tidak mudah. Namun hari ini, anda membuatnya terbalik. Anda sungguh menciptakan san menunjukkan semacam proyeksi dirimu di masa depan. Anda benar-benar menolak pandangan publik, bahwa generasi anda adalah generasi tik -tok.
Generasi yang kerjanya hanya merespon segala sesuatu dengan dua jawaban yakni tik dan tok. Sehingga hasil yang bakalan diperoleh pun cuma dua kemungkinan, yakni tik dan tok.
Hari ini, anda benar-benar membuktikan bahwa generasi kalian adalah generasi cerdas bahkan super cerdas. Generasi hebat lewotanah. Sebab kalian lahir, bertumbuh dan berkembang pada dunia di mana segela sesuatu diukur melalui kecepatan dan dipermudah melalui digitalisasi.
Kalian sungguh menjadi generasi pembaharu yang sanggup merubah dunia untuk menjadi lebih. Kalian sungguh melakukannya hari ini, " ungkap Jimmy Making, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaa dalam sambutannya di awal perlombaan.
Menurut Jimmy, lomba membaca naskah berita melalui radio edukasi Spensa FM yang digelar dalam rangka memperingati Bulan Bahasa 2020 tingat Spensa Nubatukan, merupakan media pembelajaran public speaking yang sangat baik. Melalui lomba membaca berita, anak ditumbuhkan budaya mencari referensi. Setelah menemukan referensi, anak diharuskan untuk membaca dan membaca secara terus menerus hingga lancar, sebelum duduk di depan microphone radio, selayaknya seorang presenter profesional.
Melalui perlombaan membacakan berita di radio, mentalitas dan kharakter anak dibentuk. Mereka harus benar-benar mempersiapkan diri secara baik secara mental maupun fisik. Hal ini dibenarkan oleh Nita, ketua OSIS Spensa Nubatukan, yang tampil pertama sebagai seorang presenter radio sekaligus memotivasi rekan-rekannya untuk menjadi yang terbaik.
" Bagi saya, menjadi presenter radio dalam program membaca berita itu sesuatu yang sangat wow. Sungguh luar biasa. Mengapa? Yah, mentalmu harus baja. Anda harus betul-betul menyiapkan diri secara matang. Berlatih dan terus berlatih. Menyesuaikan intonasi pada setiap baris kalimat yang anda bacakan. Sebab, kejelasan dan kepuasan, datangnya dari pendengar, bukan dari anda, " ujar Nita.
Sementara itu, Reny Omi, salah satu penyiar cilik dari kelas VII yang tampil sangat memukau, menegaskan bahwa seorang presenter harus benar-benar punya filing komunikasi yang baik. Ia harus bisa membuat kesimpulan sendiri, bahwa kehadirannya hingga apa yang dibawakan hari itu, diterima secara baik oleh para pendengar radio.
" Menurut saya, bukan orang lain yang harus menilai baiknya kualitas seorang presenter berita radio. Diri kita sendirilah yang harus pertama membuat penilaian atas hasil kerja kita. Kita mesti nyaman dengan situasi di sekeliling kita, ruangan pemberitaan atau studio, semua perangkat yang akan kita gunakan, pakaian yang kita kenakan, hingga pesan mau kita sampaikan melalui berita yang dibaca, semuanya harus menjadi suatu harmoni, " tandas Reny.
Di sisi lain, dewan juri lomba Feldin Rano Kelen (unsur kesiswaan), Yusi Windari (unsur perpustakaan) dan Balton (unsur sastra Ina Bao Puken) mempunyai kesan tersendiri. Bagi mereka, perlombaan mencari presenter-presenter cilik Spensa Nubatukan dalam program membaca berita di radio Spensa FM, sungguh merupakan media yang sangat baik dalam pengembangan bakat, minat, kreatifitas dan mentalitas anak.
" Kami bertiga sangat bangga pada kalian. Kami merasa, bahwa kami tidak sedang duduk menilai anda. Melainkan, kami melihat anda sangat punya peluang untuk berprestasi di masa depan. Kami membayangkan, kalian akan menjadi para presenter hebat, master of ceremony (MC) yang hebat, humas yang hebat, orator yang hebat, dan lain sebagainya.
Di luar sana, tidak semua anak seusiamu mendapatkan kesempatan belajar di atas panggung seperti yang kalian alami. Kalian harus bersyukur atas kesempatan belajar seperti ini. Spensa Nubatukan sungguh luar biasa," ujar Yusi Windari.
Proficiat dan salut atas para Siswa Spensa yang terus berkreasi dan berkompetisi di tengah pandemi covid 19. Salut. (m3)