Diklat tersebut difokuskan pada empat jenis karya Publikasi Ilmiah Guru yakni Best Prctice (BP), Karya Ilmiah Populer (KIP), Penelitian dan Pengembangan (R&D) serta Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Keempat jenis karya ilmiah ini dianggap paling banyak diminati para guru dalam pengembangan kompetensi keprofesiannya.
Diklat didesain secara daring dan diikuti oleh sebagian besar guru-guru di Kabupaten Lembata. Mekanismenya adalah, satu hari presentase materi oleh para narasumber (21 November 2020) dan dua hari digunakan untuk penyelesaian karya guru di rumah (22-23 November 2020).
Selama dua hari tersebut, para guru akan berkonsultasi dan berkomunikasi dengan keempat narasumber terkait karya yang dipilih. Diharapkan, melalui konsultasi dan komunikasi yang baik, para guru Lembata akan mampu menghasilkan karya-karya tulis yang hebat dalam mendukung profesi mereka selaku pendidik.
Kepala Dinas PKO Kabupaten Lembata, Silvester Samun,SH, memberikan apresiasi kepada Agupena Lembata atas kegiatan diklat penguatan penulisan KTI,yang dinilainya sangat mendukung guru.
" Agupena Lembata sungguh luar biasa. Saya sangat mengapresiasi hal-hal kreatif dan hebat seperti hari ini. Kita punya lebih dari 2000-an guru di pulau ini. Kalau semua guru pada akhirnya bisa menjadi para guru penulis, maka itu akan jadi sebuah capaian dan prestasi terbesar dalam sejarah.
Kalau guru sudah hebat menulis, maka pasti anak-anak didiknya pun akan ditularkan kompetensi serupa. Guru berprestasi, anak berprestasi, sekolah pun akan berprestasi.
Dan dalam konteks pengembangan iklim literasi di Kabupaten Lembata, kalian telah menjadi bagian dari tinta emasnya," ujar Silvester ketika membawakan sambutan dalam membuka seluruh rangkaian acara diklat.
Sementara itu, Nawangwulan Cahyanisti, S.Pd selaku Ketua Penyelenggara Kegiatan mengatakan, diklat yang didesain kali ini berupa diklat penguatan. Maksudnya adalah Agupena percaya bahwa rata-rata para guru di Lembata telah menulis banyak. Moment ini harus dipakai betul-betul untuk memperkuat karya yang sudah ada. Sehingga ke depan, karya-karya mereka sudah layak diseminarkan.
" Kami percaya, para guru di Lembata sudah menulis banyak. Nah, seluruh karya mereka akan diperkuat oleh para narasumber. Setidaknya ada sharing ilmu dan pengalaman antar mereka.
Prinsip kita di Agupena adalah para guru yang sudah hebat menulis, harus membagikan kehebatannya untuk rekan-rekan guru yang lain. Agar suatu saat nanti, semua kita akan berdiri sejajar, khusus dalam karya," ujar Nawangwulan.
Ketua Agupena Lembata, Ady da Silva,S.Pd juga punya opini serupa. Bagi Ady, Agupena adalah rumah para guru hebat. Di dalam rumah tersebut para guru harus saling membesarkan satu sama lain.
" Hari ini, apresiasi tinggi saya berikan buat ke-empat guru penulis hebat, yang telah berbagi kepada ibu bapak guru di Lembata.
Pak Albert Muda Atun,S.Pd, guru penulis dari SMAN 2 Nubatukan, pak Racman Firdaus,M.Pd, guru penulis dari SMPN 1 Nagawutung, Pak Melky Muda Making,S.Pd guru/Kepsek penulis dari SMPN 1 Nubatukan (Spensa Nubatukan), dan juga pak Kristoforus Lera,M.Pd, guru penulis dari Spensa Nubatukan.
Keempat rekan kita ini telah berbagi sesuatu yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Saya berharap, terinspirasi dari keempat pemateri hebat ini, akan lahir semakin banyak guru di Lembata. Guru-guru dengan prinsip hidup senantiasa selalu menulis sepanjang hayat hidupnya,"tegas Ady.
Untuk diketahui, diklat penguatan guru penulis ini akan berakhir di tanggal 23 November 2020 mendatang. Dengan catatan, apabila ada guru yang telah merampungkan tulisannya dalam rentang tiga hari diklat ini, maka yang bersangkutan dapat mempresentasekan karyanya pada Seminar Nasional Memperingati Hari Guru Tahun 2020, yang diselenggarakan oleh SPENSA NUBATUKAN, 24-25 mendatang. (m3)