Sebagai sebuah sekolah rujukkan jenjang SMP di Kabupaten Lembata, SMPN 1 Nubatukan (Spensa Nubatukan) langsung bergerak cepat menanggapi Surat Edaran Kedua, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga. Surat edaran bernomor DPKO.950/I/716/XI/2020 merupakan sebuah penegasan untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19 di tingkat sekolah dengan cara wajib menyelenggarakan BDR selama dua pekan ke depan yakni, 16 -29 November 2020.
Edaran tersebut dikeluarkan sebagai langkah antisipatif daerah khususnya melalui Dinas Pendidikan setempat, ketika melihat adanya data lonjakan kasus covid 19 terkonfirmasi dalam satu pekan terakhir di kota Lewoleba.
Menyikapi edaran kedua Kepala Dinas PKO Kabupaten Lembata tersebut, Spensa Nubatukan langsung bergerak cepat. Kepala Spensa Nubatukan, Melky Muda Making, S.Pd dalam kesempatan pertama langsung menginformasikan kepada seluruh orang tua/wali murid melalui grup resmi sekolah.
Kepada 746 orang tua/wali murid lansung disosialisasikan tentang Edaran Kedua Kadis PKO Kabupaten Lembata dan pengalihan model Belajar Tatap Muka (BTM) yang selama ini sudah dilakukan dengan sistem shift, menjadi Belajar Dari Rumah (BDR) sesuai amanat edaran terbaru.
Bagi Melky, seluruh orang tua/wali murid dan pihak sekolah harus punya pemahaman yang sama. Komunikasi yang terbangun baik abtar keduanya akan menentukan sukses tidaknya setiap perubahan regulasi dan keputusan-keputusan di tingkat sekolah, selama masa pandemi covid 19.
Sementara itu, setelah ada kesepahaman antara orang tua dan pihak sekolah, Kepala Spensa Nubatukan langsung merapatkan barisan untuk membangun komitmen di tingkat dewan guru. Hal ini juga tidak kala pentingnya, sebab ketika orang tua dan pihak sekolah sudah sejalan, maka langkah selanjutnya adalah perkuat para gurunya.
Dalam rapat bersama dewan guru dan pegawai Spensa Nubatukan yang dijalankan secara virtual, komitmen kerja dan disiplin kerja merupakan dua penekanan utama. Kepala Spensa Nubatukan menegaskan bahwa, BDR selama dua minggu ke depan, harus benar-benar dimanfaatkan secara baik oleh seluruh guru untuk menolong anak-anak dari jarak jauh.
" Anak-anak kita harus ditolong. Saya yakin, semangat mereka kembali melemah, ketika mereka sudah nyaman dan senang dengan belajar tatap muka di kelas, dan sekarang harus dihentikan sementara akibat adanya lonjakan kasus covid 19 terkonfirmasi, tentu ini masalah tersendiri di tingkat mereka (anak.red).
Tapi sebagai pendidik, cuma kita yang bisa menolong mereka dan cuma kita pula yang tahu bagaimana cara menolong mereka, dengan seluruh kemampuan yang kita punya. Komitmen kita adalah kunci sukses BDR bagi anak-anak selama dua pekan ke depan, " Ujar Melky dalam rapat virtual yang digelar, Senin, 16/11/2020.
Sementara soal model belajar BDR yang bagaimana dan seperti apa, Melky menambahkan bahwa Spensa merupakan salah salah satu sekolah yang punya manajemen mitigasi bencana yang sudah baik.
Salah satu di antaranya adalah program belajar melalui siaran radio komunitas Spensa FM. Di mana melalui siaran radio, anak-anak akan secara nyaman dan aman belajar di rumah, mendengarkan semua penjelasan materi dari bapak dan ibu gurunya di studio.
Selain radio komunitas Spensa FM, ternyata model pembelajaran secara daring juga dikembangkan secara baik bagi para siswa Spensa Nubatukan.
" Kita pakai kombinasi daring dan luring. Kedua model ini sama-sama bisa kita jalankan secara baik karena di tangan anak sudah ada modul belajar selama satu semester (Juli-Desember) lengkap dengan LKPD dan testnya, yang merupakan hasil kerja keras guru-guru Spensa. Dari modul yang ada, anak akan disuport dengan penjelasan dari guru melalui online seperti di WA grup kelas, WA grup mata pelajaran dan juga WA grup sekolah.
Support penjelasan guru juga bisa kita lakukan melalui siaran radio komunitas Spensa FM setiap hari, sesuai roster yang telah dikirimkan ke tangan orang tua/wali murid masing-masing. Saya kira, kita sangat siap untuk sukseskan BDR selama dua pekan ke depan," tambah Melky. (M3)