FRANSISKUS TERONG: KALAU KEPALA SEKOLAH ITU LEVELNYA HARUS PEMATERI, BUKAN PESERTA.

 


Kepala SDI Batas Kota-Lewoleba-Lembata, Fransiskus Terong, S.Pd merupakan satu-satunya guru dari jenjang Sekolah Dasar (SD) yang akan maju sebagai sebagai pemateri dalam seminar ilmiah guru, 25-26 September 2020 mendatang. 

Untuk sementara, hingga berita ini direlease, sudah ada 9 orang guru yang akan maju sebagai pemateri pada seminar tersebut. Dari antara 9 orang pemateri, 3 di antaranya adalah kepala sekolah. 

Sementara itu, dari 3 orang kepala sekolah tersebut, duanya adalah kepala sekolah jenjang SMP, dan hanya 1 orang kepala sekolah jenjang SD, yakni Kepala SDI Batas Kota Lewoleba, Fransiskus Terong, S.Pd. 

Kepada media TerasEdu.com Frans menjelaskan bahwa seorang kepala sekolah harus bisa menulis, membuat kajian atau penelitian, menseminarkan hasil kajian atau penelitiannya secara ilmiah, kemudian harus mempublikasikannya baik dalam bentuk jurnal maupun buku. Itinya, segala sesuatu yang bersifat ilmiah, adalah makan minumnya seorang kepala sekolah.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh SMPN 1 Nubatukan, yakni Seminar Karya Ilmiah Guru, merupakan panggung pembuktian kapasitas. Di atas panggung tersebut akan terbaca jelas, apakah kita layak atau tidak. Apakah kita termasuk dalam jajaran guru-guru profesional hebat dan hebat, atau sebaliknya.

Tapi kalau panggung ilmiahnya sudah disiapkan secara luar biasa, namun tidak dimanfaatkan oleh guru, maka sangat amat disayangkan. Pada akhirnya, gelar profesional yang melekat di tubuhnya akan digugat oleh publik.

" Menurut saya, kalau kepala sekolah saja tidak bisa maju sebagai pemateri pada event ilmiah guru seperti ini, maka publik akan langsung menggugat profesionalitas kita sebagai top leader di sekolah. Kepala sekolah itu levelnya pemateri, bukan sebagai peserta seminar.

Saya yakin, retorika pertanyaan sepertinya akan menjadi panjang. Bahwa kita kerja apa selama ini? Masa menulis saja kita tidak bisa? Masa membuat sebuah penelitian tindakan sekolah (PTS), Best Practice atau Karya Inovasi saja kita tidak sanggup? Masa mempublikasikan karya-karya ilmiah kita saja, kita tidak bisa?  Kalau kepala sekolah saja tidak bisa buat sebuah karya ilmiah, bagaimana dengan guru-guru yang dipimpin? Pasti lebih dari itu," tegas Frans ketika ditanya pendapat dan responnya terkait animo kepala sekolah  dalam dunia ilmiah guru. 

Apa yang dikatakan oleh Kepala SDI Batas Kota Lewoleba, Frans Terong,S.Pd memang sangat benar dan berdasar. Sebab seorang guru profesional, termasuk kepala sekolah, harus membuat karya-karya ilmiah melalui dunia tulis menulis, meneliti, menseminarkan hingga mempublikasikan karya. 

Permenegpan & RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang guru dan angka kreditnya telah menegaskan secara jelas, apa saja yang wajib dilakukan oleh seorang guru selain mengajar di dalam kelas, agar bisa diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkatnya. Jelas sekali penekanan regulasi ini bahwa, kesejahteraan guru sangat ditentukan oleh apa yang ia kerjakan di sekolah, termasuk karya ilmiah guru seperti membuat menulis, meneliti dan mempublikasi.

Kepala SMPN 1 Nubatukan (Spensa) turut membenarkan pernyataan Fransikus, bahwa seminar yang akan dihelat pada 25-26 September 2020 mendatang adalah seminar yang kedua. Seminar yang pertama dilaksanakan pada April 2019 lalu.

" Saya sependapat dengan pak Frans. Pada seminar pertama di bulan April 2020 lalu, jumlah kepala sekolah yang menseminarkan penelitiannya cuma 2 orang, yakni Kepala Spensa Nubatukan dan kepala SMPN 4 Nubatukan, pak Ady Dasilva, kala itu.

Nah pada seminar tahun ini, sudah terdaftar 3 orang kepala sekolah yakni Kepala SPENSA Nubatukan, Kepala SMPN 7 Maret dan Kepala SDI Batas Kota, pak Fransiskus Terong,S.Pd. 

Kita beri apresiasi untuk ketiga kepala sekolah ini, tentunya. Kita berharap, ada lagi kepala sekolah maupun guru yang mendaftar untuk menjadi pemateri dalam beberapa hari ke depan ini. Mengingat, pendaftaran sudah akan ditutup pada tanggal 24 September 2020 mendatang", Ujarnya.

Sebagai penyelenggara, Kepala SMPN 1 Nubatukan juga berencana meminta bantuan pihak dinas PKO Kabupaten untuk meneruskan informasi undangan kegiatan ilmiah guru ini hingga ke pelosok-pelosok. Sehingga moment berharga ini bisa diikuti oleh semakin banyak guru di Kabupaten Lembata khususnya. (M3)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama