SMPN 1 Nubatukan (Spensa Nubatukan) merupakan sebuah sekolah negeri tertua dan terbesar di kota Lewoleba-Kabupaten Lembata. Akhir-akhir ini, nama Spensa telah jadi bahan perbincangan publik dan buah bibir banyak kalangan. Betapa tidak? Diusianya yang telah menginjak angka 41 tahun, Spensa semakin menunjukan kematangangannya di dalam setiap karya, program, inovasi dan kreatifitas dalam menjawabi tuntutan zaman.
Spensa benar-benar telah bertumbuh menjadi sebuah lembaga pendidikan yang sangat bersinar. Spensa telah menjelma menjadi sebuah lembaga pendidikan yang sangat disukai dan diminati anak-anak. Data menunjukan adanya peningkatan kepercayaan publik pada sekolah. Hal ini dibuktikan dengan naiknya grafik animo siswa masuk Spensa dari tahun ke tahun.
Dari manajemen sekolah yang kuat, didukung kerjasama apik 68 orang guru hebat, 20 orang pegawai berdedikasi tinggi serta 746 orang tua hebat, Spensa benar-benar berada pada posisi on fire saat ini. Prestasi demi prestasi, kesuksesan demi kesuksesan, inovasi demi inovasi terus ditorehkan dari waktu ke waktu. Seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir, Spensa terus berprestasi dan berprestasi.
Termasuk ketika wabah pandemi covid-19 menyerang, Spensa dinilai sangat siap memastikan dirinya terus bisa bertahan hidup (survive). Komunikasi intens antar pihak lembaga pendidikan dan orang tua murid terus terjaga baik. Bagi Spensa, orang tua murid adalah salah satu komponen sekaligus pilar penyangga tegaknya lembaga pendidikan ini tetap berdiri. Oleh karena itu, pelibatan orang tua murid di setiap program sekolah mutlak diperlukan.
Selain aspek komunikasi dan pelibatan orang tua murid, dari sisi kurikulum, Spensa dinilai sangat kreatif mengembangkan kurikulumnya secara mandiri berdasarkan segala potensi yang dimiliki sekolah. Para murid dipastikan mendapatkan hak-hak yang sama dalam pelayanan pendidikan. Spensa senantiasa mengedepankan aspek persamaan gender, psikososial dan ekonomi setiap warga belajarnya. Anak-anak dipastikan tidak ada yang terlepas dari rangkulan sekolah. Anak-anak senantiasa diberikan pelayanan prima meski di tengah pandemi.
Sejak kebijakan belajar tatap muka diberlakukan (24 Agustus 2020) di Spensa, skema kurikulum dan pengembangannya telah disosialisasikan ke pihak orang tua, secara berkala. Manajemen sekolah benar-benar sangat teliti dan memastikan bahwa antara pihak orang tua murid dan sekolah, harus punya kesamaan konsep dan komitmen. Dari kesamaan tersebut, semua inovasi program dan pengembangannya dipastikan akan berjalan baik.
Roster belajar di Spensa pun dikembangkan mengikuti skema pembelajaran yang ada, yakni belajar tatap muka dan belajar melalui radio komunitas (rako) Spensa FM 99.9M.Hz. Untuk setiap angkatan dipastikan akan belajar dua hari tatap muka bersama guru di kelas, da empat hari belajar bersama guru di radio. Referensi utama yang dipakai adalah modul belajar satu semester yang telah disusun rapih oleh forum MGMP tingkat Spensa, pada awal semseter bergulir.
Rakom Spensa FM: Solusi Terbaik Belajar di Tengah Pandemi Covid-19.
Banyak pilihan cara ataupun metode yang dapat digunakan dalam menolong anak belajar di masa pandemi covid-19. Ada yang memilih belajar dengan metode daring (dalam jaringan), ada pula yang memilih metode luring (luar jaringan).
Spensa senantiasa belajar dari persoalan. Periode pertama anak-anak dan guru dirumahkan pada Maret-Juni 2020 lalu, manajemen Spensa mencoba mengembangkan metode belajar daring. Pertimbangan manejemen saat itu, adalah terkait keselamatan,kesehatan peserta didik, tuntutan regulasi, dan letak geografis Spensa yang berada tepat di jantung kota Lewoleba. Dari aspek geografis seperti ini, anak-anak Spensa tentu tidak terlalu mengalami kendala mengenai jaringan internet serta listrik.
Namun setelah dievaluasi, ternyata ada banyak persoalan yang terjadi, dibalik semua desain manajemen lembaga pendidikan seperti itu. Data menunjukan bahwa ternyata tidak semua anak memikiki gadget (android), tidak semua anak menguasai dunia digital, dan tidak semua orang tua (dari sisi ekonomi) sanggup membiayai pulsa data bagi anak setiap waktu. Dari total 746 pesert didik,ternyata hanya 300an anak yang memiliki perangkat pribadi. Ada 200an anak yang tidak memiliki perangkat (gadget), namun punya akun media sosial. Kelompok anak-anak seperti ini ternyata biasa mengaplikasikan internet dengan media atau perangkat milik orang tua atau warnet. Sedangkan 200an anak yang sisa, sama sekali tidak memiliki perangkat, tidak memiliki akun medos, tidak paham dunia digital, juga orang tua mereka tidak memiliki media.
Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana dengan anak-anak yang sama sekali tidak memiliki perangkat? Bagaimana mereka bisa mengakses ilmu pengetahuan dari gurunya? Bagaimana mereka bisa belajar dari rumah,sama seperti teman-teman lainnya?
Berangkat dari refleksi inilah, maka lahirnya radio komunitas (rakom) Spensa FM. Sebuah inovasi cerdas di tengah ketakutan akan pandemi covid-19. Rakom Spensa FM benar-benar menjawabi kegelisahan dan keresahan seluruh komponen sekolah. Melalui rakom Spensa FM, anak-anak akhirnya tetap belajar seperti biasa dari rumah, dengan tuntunan langsung dari para guru di studio (sekolah). Orang tua tenang karena anak-anak mereka nyaman belajar di rumah, sementara para siswa apalagi. Suara guru-guru kesayangan mereka tetap terdengar setiap hari, meski tidak bertemu langsung.
Berkat kehebatan dan dedikasi tim IT Spensa yang sangat luar biasa, rakom Spensa FM mampu dikemas menjadi sebuah radio mileneal yang sangat digandrungi anak-anak. Para tim IT Spensa terus berusaha mencipatakan model-model terbaik mulai dari fisik siaran, program, tampilan, hingga memadukan rakom Spensa FM menjadi radio offline dan online sekaligus.
Semua siaran pembelajaran dari guru dikemas dalam dokumentasi audio-visual yang baik. Sehingga akan tetap tersimpan rapih, sampai kapan pun itu. Anak-anak yang tidak sempat mendengarkan siaran pembelajaran di radio, dapat mengikuti ulang penjelasan guru melalui file-file dokumentasi yang sudah tersimpan rapih.
Ayo, mari berkenalan dengan 3 orang IT Spensa yang luar biasa.
Berikut, tiga orang tim IT Spensa yang sangat hebat dalam mendesain dan mengemas seluruh persoalan-persoalan IT di Spensa Nubatukan. Kehadiran mereka bertiga sangat menjawabi semua persoalan IT di sekolah. Para guru, pegawai dan para murid merasa sangat tertolong atas kehadiran dan kontribusi mereka.
Setelah ditelusuri, ada dua hal luar biasa yang nyaris sama dimiliki oleh mereka bertiga yakni: pertama, mereka bertiga adalah sama-sama alumni Spensa Nubatukan. Kedua, mereka bertiga sama sekali bukan lulusan atau jebolan sarjana teknologi informatika, melainkan belajar otodidak atau mandiri.
1. Onel Hayon
Pak Onel merupakan alumni dan salah satu pegawai pada Spensa Nubatukan. Pernah mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah di kota Bandung, namun pada akhirnya memutuskan belajar dan bekerja di bidang IT secara mandiri. Keuletan,ketekunan dan kesabaran akhirnya berhasil menghantarkan dirinya sebagai salah seorang IT,design grafis dan programmer terbaik milik Spensa Nubatukan.
2. Rahmat Omy
Juga merupakan seorang alumni Spensa Nubatukan. Sempat menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi jurusan Ekonomi Akuntansi di Semarang. Namun pada akhirnya, rasa cintanya pada dunia IT memacunya untuk terus belajar secara otodidak. Alhasil, beliau saat ini merupakan salah satu pegawai terbaik Spensa di bidan IT. Tidak heran, dirinya kemudian terpilih dan ditetapkan sebagai helpdesk jenjang SMP untuk Kabupaten Lembata.
3. Abu Rasyid
Beliau juga ditamatkan dari Spensa Nubatukan. Sempat menyelesaikan studi S1 pendidikan Matematika pada Universitas Muhamadyah Makasar. Sama seperti kedua rekannya di atas, beliau juga memiliki rekam jejak yang sama.
Kecintaannya pada dunia IT yang sama, memacu dirinya untuk terus belajar secara mandiri. Alhasil, reputasinya sebagai programer, desain grafis, youtuber, hingga memiliki studio IT sendiri. Selain sebagai guru Matematika, ternyata prestasinya dalam dunia IT sudah tidak bisa terbilang lagi hingga saat ini. Prestasi dan penghargaan yang diberikan kepadanya dari tingkat nasional maupun internasional sudah sering ia terima, hanya dengan belajar IT secara otodidak.
Profisciat dan salut kepada ketiga orang IT terbaik milik Spensa Nubatukan. Kita nantikan, terobosan dan inovasi apalagi yang bakal dikeluarkan oleh Spensa Nubatukan, hasil kolaborasi manajemen pemimpin dan tim IT hebat mereka. (M3)