Sebelum saya ulas sedikit tentang profil super guru hebat ini, saya merasa sangat terpanggil untuk memberikan apresiasi, mendukung dan mendoakan beliau. Amanah telah diletakan ke atas telapak tangan dan pundaknya. Di atas seluruh diri dan segala kapasitasnya, serta dukungan dari semua kita, Agupena Flotim akan melesat maju💪💪💪💪.
"Proficiat Ama Guru PION RATULOLY"
KETUA AGUPENA FLOTIM
2020/2021
Saya kira, guru Pion Ratuloly sangat dikenal di seluruh antero Flores Timur (Larantuka, Solor, Adonara). Semua orang, terlebih di kalangan pendidikan, tentu mengenal betul sosok guru muda multi takenta ini. Setiap orang yang mengenalnya juga, tentu punya gambaran dan deskripsi tersendiri tentang siapa sesungguhnya sosok guru hebat ini. Termasuk, saya. Yah, saya.
Meskipun saya berdomisili di Lembata dan guru Pion Ratuloly berdomisili di Flotim (Adonara), namun saya juga punya kesan tersendiri, tentang siapa beliau sebenarnya, menurut saya. Yang saya pahami dan kenal tentang beliau, bukan saya dengar dari cerita orang. Bukan juga saya membongkar bangkir profilnya dan membuat kesimpulan tentang dirinya. Namun apa yang saya tulis hari ini, adalah kesan pribadi saya ketika berada sangat dekat dengan beliau di suatu masa.
Hari ini, ketika saya sedang dalam perjalanan kapal cepat Widi Express dari Lewoleba -Larantuka, saya mendapat informasi dari pak Ketua Agupena Provinsi NTT, Bapak Thomas Sogen, bahwa Ketua Agupena Flotim terpilih adalah Ama Guru Pion Ratuloly. Dalam hati saya berpikir, memang benar. DIA PANTAS MENDAPATKAN KEPERCAYAAN INI..!
Berikut beberapa kesan saya tentang sang Ketua Agupena Flotim 2020-2023 ini:
Pion Ratuloly, Guru Yang Tahu Menghormati Guru
Sekitar akhir bulan April tahun 2018, saya mendapat undangan dari Agupena Flotim untuk turut berpartisipasi dalam semarak HUT Agupena Nasional yang terjadi di Flores Timur.
Ama guru Maksi Masan Kian, sang ketua Agupena Flotim kala itu, mengundang saya secara pribadi untuk boleh mengambil bagian secara langsung di Flotim.
Saya menyatakan siap hadir dan mendukung penuh kegiatan Agupena Flotim, tidak dengan diri saya sendiri. Tetapi saya hadir dalam Tim Literasi Spensa Nubatukan. Tak pelak, sekitar 35 peserta didik terbaik saya bawa, ditambah 5 orang guru pendamping yang sangat berdedikasi.
Singkat kata, pada momentum inilah awal pertemuan kami. Orangnya sangat low profile. Beliau sangat ramah. Langsung menyapa dengan akrab, seolah kami telah saling berkenalan cukup lama. Tak canggung juga dia memberikan pujian dan apreaiasi kepada anak-anak Siswa Spensa Nubatukan yang tampil sangat memukau dengan semua atraksi seni dan kebudayaan di panggung Flotim kala itu.
"Abang, kepsek. Saya mau katakan, anak-anak ini sungguh luar biasa. Tentu mereka merasa sangat bersyukur bersekolah di Spensa. Karena saya melihat, mereka sungguh berkembang tepat pada usianya. Menurut saya, mereka sampai naik hingga ke level ini, jika sekolah memberikan ruang dan kesempatan untuk mereka berkembang. Dan abang sungguh telah melakukannya. Super,abang. Saya belajar banyak hari ini....."
Barangkali ini kesan saya, pertama ketika bertemu ama guru Pion Ratuloly di Larantuka. Kesimpulan saya di balik pertemuan ini sederhana. Ama Pion, adalah sosok guru yang sangat menghormati gurunya. Dia menempatka saya sebagai sosok guru baginya. Yang secara emosional beliau sebut sebagai "abang" yang super bagi dirinya. Ama Pion benar-benar menjadikan momentum pertemuan kami di Larantuka kala itu sebagai momentum "belajar seorang dari guru yang lain". Ini sangat jarang terjadi, dan beliau sanggup melakukannya.
Hari ini ketika mendengar berita bahwa Beliau akan menahkodai Bahtera Agupena Flotim 3 tahun ke depan, saya pribadi pertama yang mengatakan bahwa "Dia Sangat Layak!!" Memgapa?? Dia seorang guru yang senantiasa terus belajar dari guru-gurunya.
Pion Ratuloly, Sang Pahlawan Kemanusiaan
Kesan saya kedua tentang ama guru Pion Ratuloly ini adalah bahwa dia sungguh seorang guru berhati mulia. Ia senantiasa memuliakan profesinya dengan menebarkan amal dan kebaikan tanpa batas. Saya menyebutnya sebagai sang "Pahlawan Kemanusiaan". Masih sangat muda sekali sebagai manusia, namun jiwa empati dan kemanusiaan sungguh melebihi usianya. Sungguh luar biasa!
Suatu pagi, sekitar beberapa bulan lalu (saya lupa tanggalnya), waktu itu saya ingat harinya, Minggu. Ketika saya terjaga dari tidur, dan iseng membuka handphone untuk melihat-lihat postingan dan berita, saya sangat tersentak.
Yang saya lihat pertama lada layar android saya adalah foto ama Pion bersama sosok perempuan tua dan seorang gadis kecil di sebuah pondok reyot. Saya kaget sekali ketika membaca caotion yang tertulis di bawah selembar foto itu. Sebuah ajakan kemanusiaan untuk berdonasi kepada sang nenek (janda) dan sang cucu kecilnya agar bisa dibuatkan sebuah rumah layak huni bagi mereka.
Spontan, hati kecil saya langsung tersentak. Saya kaget. Saya sedih. Saya menangis. Saya merasakan suasan hati yang sangat galau, melihat realita kehidupan di pulau asal usul saya Adonara. Ternyata masih ada sosok manusia yang mengalami garis kehidupan yang sunggu tragis dan memang harus segera ditolong. Saya mulai membayangkan bagaimana kehidupan sang nenek dan cucunya selama ini? Bagaimana dengan keaehatan mereka apabila tinggal dan hidup pada situasi seperti ini? Bagaimana memenuhi makan, minum, kebutuhan sekolah sang cucu, dan masih banyak lagi pikiran yang berkecamuk di kepala.
Singkatnya, dalam hati saya berpikir. Corona memang membatasi segala-galanya. Persekolahan hinggah ibadah di rumah ibadat pun sangat dibatasi. Namun, di hari Minggu pagi ini, sungguh ama guru Pion Ratuloly sedang menyapa saya untuk terus beribadah dalam tindakan. Benar kata sang pengkhotbah, Iman tanpa perbuatan sesungguhnya adalah mati.
Tanpa buang waktu, saya langsung mengangkat telp.
" Ama, guru Pion....saya ingin sekali jadi bagian dari perjuangan kemanusiaanmu, dengan cara saya. Tidak banyak yang bisa saya berikan ama, tapi setidaknya iman saya berbahagia."
Ini adalah kesan saya kedua tentang sang Ketua Agupena Flotim 2020-2023, ama Guru Pion Ratuloly. Tetap tumbuh sebagai seorang guru yang melayani dengan hati mulia, karena semua kebajikan yang ama berikan kepada sesama, akan juga turut memuliakan buah tangan dan buah pikiranmu dalam mengeman profesi.
Salut ama guru🙏
Pion Ratuloly, Guru Pembelajar Tanpa Akhir
Kesan saya yang terakhir adalah ama Pion Ratuloly ini benar-benar guru yang terus belajar dan mengembangkan profesinya tanpa henti. Selalu saja ada hal baru yang ia lakukan. Inovasi terus mengalir, karena memang jiwa petualangannya seakan tak pernah puas untuk menghasilkan apa saja tanpa henti.
Suatu pagi, pada bulan Oktober lalu, sekitar jam 7 lewat, handphon saya berdering. Ama guru Pion kembali ramah menyapa.
" Abang, Kepsek super. Saya akan singgah di sekolahnya abang, jam 10 pagi sebelum saya kembali ke Adonara. Saya mohon ijin, ingin melihat daari dekat dan membuat kontent youtube saya tentang abang Kepsek dan semua terobosan hebat di Spensa Nubatukan. Saya ingin menceritakan pada dunia, bahwa di masa pandemi covid 19, jauh di pelosok Timur Indonesia seperti di pulau Lembata, ada seorang kepsek muda di sebuah sekolah negeri, yang berani tampil dengan inovasi belajar dari rumah melalui siaran Radio Edukasi Spensa FM"
Dan memang benar...apa yang ia sampaikan di telepon, sungguh ia buktikan. Ia datang ke Spensa dan kami mulia bercerita. Saya mengajaknya jalan-jalan ke seluruh areal Spensa Nubatukan, dari kantor, kelas, halaman sekolah, hingga studio radio Spensa FM.
Seperti tahun 2018 silam, gayanya tidak pernah berubah. Ia selalu banyak bertanya, mencari tahu dan menyimpulkan secara pribadi, tentang apa yang ia lihat dan ia dengar langsung, seperti moment hari ini.
Dalam hati kecil, saya berbisik.
" Feeling saya megatakan, guru muda ini kelak akan menjadi sang pemimpin besar. Dan tangga menuju kursi sang pemimpin itu pun, telah mulai ia tapaki satu demi satu. Kalau hari ini, Agupena Flotim mempercayakan dia untuk menahkodai aorganisasi ini, maka menurut saya ini adalah tangga dan lompatannya"
Sekali lagi, selamat kepada ama Guru Pion Ratuloly. Gelekat Lewotanah Ma'an Sare-Sare, ama guru. Juga kepada ama guru Maksi Masan Kian, terima kasih atas dedikasimu selam ini yang tak bisa dihitung atau pun dibilang. Beginilah kita...entah berbeda ruang dan batas, namun senantiasa mendukung dalam karya dan pelayanan kita. Tetap kekompakan dan kerjasama organisasi kita. Sebab kalau bukan kita, siapa lagi. (M3)