Demikianlah konsep spot wisata LEWOLEBA HILLS yang akan diluncurkan tidak lama lagi. Publik kota Lewoleba dan sekitarnya diharapkan bersabar hingga proses pembangunan dan desain spot wisata ini dinyatakan 100% selesai dan siap diluncurkan.
GORI ALEXANDER, S.SOS: LURAH LEWOLEBA BERJIWA ENTERPRENEURSHIP
Gori Alexander, S.Sos (Lurah Lewoleba)
Seorang pemimpin pada tataran organisasi manapun, selain kemampuan managerial, kompetensi pribadi dan kehlian, namun jangan lupa, dia harus punya jiwa wirausaha yang mumpuni (enterpreneur).
Memiliki jiwa enterpreneur dalam diri seorang pemimpin akan memampukan dirinya untuk selalu dapat bertahan dan terus bersinar seiring kemajuan dan perubahan global. Pemimpin berjiwa enterpreneur, adalah pemimpin yang akan selalu hidup meski di tengah keterpurukan sekali pun.
Adalah Lurah Lewoleba, Gori Alexander, S.Sos, sosok pemimpin berjiwa enterpreneurship. Figur pemimpin ini ternyata mampu melihat peluang besar dalam dunia kepariwisataan, yang ada dalam wilayah pemerintahannya.
LUSIKAWAK, puncak tertinggi kota Lewoleba. Sebuah lokasi pemukiman penduduk yang barangkali selama ini kurang diminati oleh warga kota Lewoleba untuk dijadikan pilihan tempat tinggal. Mengingat letaknya pada puncak bebatuan cadas dan persoalan air bersih selalu menjadi kecemasan tersendiri oleh warga.
Namun tidak bagi seorang Gori Alexander,S.Sos. Gori justru melihat bukit Lusikawak, punya keunikan tersendiri. Baginya, Lusikawak adalah sebuah tempat terindah dan akan mendunia, jika dikembangkan secara baik.
Lusikawak akan menjadi sebuah spot wisata baru dalam kota Lewoleba yang akan sangat digandrungi kaum mileneal pecinta fotografi dan keindahan alam bukan pantai. Bagi para pecinta ketinggian, view bukit Lusikawak akan memberikan inspirasi tersendiri.
Memandang Lusikawak dari lembah Lewoleba, seperti memandang surga tersembunyi. Sebaliknya memandang lembah Lewoleba dari ketinggian puncak bukit Lusikawak, sama dengan memandang masa depan Lembata yang sangat brilian ke depan.
Memandang Lusikawak dan segala kemolekannya yang masih alami, seolah sedang mengagumi tulisan Holliwood di Amerika atau Bolliwood di India. Sama-sama terletak di ketinggian, dikembangkan secara profesional dan telah menjadi Icon dunia dan daerah setempat. Mengapa konsep ini tidak bisa diterapkan di kota Lewoleba? Puncak Lusikawak pun harus siap jadi icon kota Lewoleba, jika dikembangkan secara baik pula.
Bertolak dari pemikiran cerdas sang Lurah inilah, LEWOLEBA HILLS (Bukit Lewoleba) siap dikembangkan jadi spot pariwisata paling viral di dalam kota Lewoleba di masa mendatang.
MANAJEMEN PARTISIPATIF, KUNCI PENGEMBANGAN SPOT WISATA LEWOLEBA HILL
Untuk bisa mewujudkan mimpi besar sang Lurah Lewoleba, manajemen partisipatif diterapkan. Pelibatan warga masyarakat kelurahan Lewoleba secara total mutlak perlu. Juga pelibatan semua elemen internal kelurahan seperti sekretariat keluarahan, seksi-seksi, LPM, hingga masyarakat.
Semua elemen kelurahan ini dilibatkan dan benar-benar bertanggungjawab secara moral pada komitmen kerja sama dan kerja bersama-sama guna "mengubah"wajah kota Lewoleba, dari ketinggian bukit Lusikawak.
Kondrad Roma (Arsitek Lewoba Hill)Menurut Konradus Roma, Ketua KSM Berdikari (Berdiri Untuk Berkarya) yang merupakan sebuah elemen strategis pembangunan kelurahan Lewoleba di bawah LPM, bahwa project LEWOLEBA HILLS merupakan ide cerdas sang Lurah yang didukung penuh oleh seluruh komponen keluarahan hingga warga Kelurahan Lewoleba.
" Anggaran menata wajah bukit Lusikawak menjadi spot wisata baru Lewoleba Hills ini tidaklah besar. Setelah dipotong pajak, anggaran kita hingga tuntas hanya sekitar 50 jutaan. Mungkinkah projek ini diselesaikan?
Jawaban kami, sangat mungkin. Apa yang tidak mungkin bisa diselesaikan di balik kerjasama dan kerja bersama-sama yang sudah kami galakan selama ini? Buktinya jelas, kita telah selesaikan 100% fisik spot Lewoleba Hills di tahun ini, dan akan kita lanjutkan lagi pengembangannyan pada tahun anggaran 2021 mendatang.
Banyak pihak telah berkorban. Dukungan datang dari mana-mana. Dan ini patut kita beri apresiasi tinggi. Sebab pengembangan spot wisata Lewoleba Hills harus benar-benar jadi milik rakyat, karena dikelola oleh mereka sendiri," ujar Kondrad Roma, sang arsitek Lewoleba Hills, yang juga adalah pemilik bengkel Las Ile Roma-Lewoleba yang sangat dikenal masyarakat Lembata.
Sementara itu,terkait konsep pengelolaan spot wisata Lewoleba Hills, menurut Konrad, spot ini harus benar-benar dikembangkan secara profesional dan hingga sanggup mendatangkan PAD bagi Kabupaten Lembata.
" Konsepnya adalah taman. Sebuah taman di puncak ketinggian kota Lewoleba. Taman ini didesain sedemikian rupa, sehingga benar-benar punya unsur estetis dan daya pikat tersendiri bagi para mileneal pecinta fotografi dan alam bukan pantai.
Dalam rencana pengembangannya, Lewoleba Hills akan dilengkapi dengan lapak-lapak yang untuk menyediakan segala kebutuhan wisatawan, akses internet, teleskop untuk menikmati indahnya kota Lewoleba dari ketinggian, gazebo-gazebo literasi/taman baca, warung kopi yang akan menyediakan kopi khas Lembata, hingga panggung kreasi untuk kepentingan pementasan/pagelaran seni dan budaya serta hiburan rakyat lainnya.
Tentu akan ada gate (gerbang) yang dijaga untuk kepentingan retribusi masuk bagi para pengunjung setiap waktu. Ini konsep pengembangan kita dan saya kira akan viral. Tunggu saja tanggal peluncurannya," tutup Kondrad penuh antusias. (M3)