POSKO SPENSA NUBATUKAN GELAR RAPAT INTERNAL TERKAIT TEKNIS PEMULANGAN PEMUNGSI

Lewoleba, 2 Januari 2021.

Masyarakat di dua kecamatan yakni kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang selama ini masih bertahan di posko-posko pengungsian, akibat erupsi gunung Ile Lewotolok, akhirnya bisa dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing paling lambat, besok, Minggu, 3 Januari 2021, jam 08.00 wita.

Namun demikian, khusus untuk masyarakat desa Jontona dan desa Lamawolo, diinstruksikan untuk tetap tinggal di posko pengungsian, karena pertimbangan keamanan dan keselamatan warga. Mengingat, status gunung Ile Lewotolok masih berada pada level siaga III, dan letak dua desa ini pula dianggap paling beresiko ketimbang desa-desa yang lainnya.

Proses pemulangan warga akan diatur sesuai kesepakatan rapat koordinasi hari ini, Sabtu, 2/1/2021, antara pemerintah Kabupaten dan pemerintah desa yang warganya masih berada di posko-posko pengungsian maupun di rumah-rumah warga. 

Menindaklanjuti hasil rapat koordinasi terkait mekanisme pemulangan warga tersebut, kepala SMPN 1 Nubatukan (Spensa Nubatukan), Melky Muda Making, S.Pd, langsung menggelar rapat teknis bersama para guru, pegawai, relawan dan seluruh warga Ile Ape yang tinggal di posko Spensa Nubatukan. 

Hasil rapat teknis tersebut menghasilkan beberapa point penting, antara lain: pertama, semua warga yang tinggal di posko Spensa Nubatukan akan diatur kepulangannya secara baik dan bertanggungjawab. Kedua, Pihak sekolah harus segera membangun komunikasi dengan posko utama dan juga pemerintah desa masing-masing terkait mekanisame pemulangan hingga kendaraan yang akan digunakan. Ketiga, pihak sekolah wajib membangun komunikasi dengan pihak pemerintah desa terkait pukul berapa, seremonìal penerimaan warga desa yang akan kembali masuk ke desa ini dilaksanakan? Sebab, dengan mengetahui jam seremonial di tingkat desa, turut membantu pihak sekolah berkoordinasi ke posko utama tentang kapan seharusnya warga desa mesti dipulangkan. Keempat,Disepakati juga bahwa malam ini, akan diadakan acara pamitan antara ina,ama,kaka, ari dari Ile Ape dengan seluruh guru dan  pegawai Spensa Nubatukan, serta segenap relawan posko. 

Kepala SMPN 1 Nubatukan, ketika ditemui dan dikonfirmasi terkait mekanisme pemulangan pengungsi khusus di posko Spensa Nubatukan, membenarkan skema di atas.

" Kami sudah membangun koordinasi dengan semua pihak. Terutama dengan posko utama dan pemerintah desa. Menurut pemerintah desa, sebelum jam 12.00 wita, masyarakat harus sudah berada di kampung, karena harus diterima secara adat budaya di sana. 

Oleh karena itu, kami wajib membantu berkoordinasi termasuk memfasilitasi sebisa kami, agar semua ketentuan-ketentuan budaya leluhur yang sudah ada ini, jangan sampai terlewatkan atau dilupakan dengan tahu dan mau.

 Intinya, kami pastikan, semua warga desa yang tinggal di Posko Spensa Nubatukan wajib ikut seremonial adat, terkait penerimaan masuk kampung yang sudah diatur oleh pèmerintah desanya masing-masing, "ujar Melky. (M3)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama